Peritoneal Dialisis Bantu Anak Penderita Sakit Ginjal Jalani Hidup

Selasa, 01 Agustus 2017 - 13:20 WIB
Peritoneal Dialisis...
Peritoneal Dialisis Bantu Anak Penderita Sakit Ginjal Jalani Hidup
A A A
JAKARTA - Gagal ginjal atau disebut juga dengan silent disease merupakan kondisi yang berlangsung disepanjang hidup dan tidak bisa disembuhkan. Namun beberapa tipe dari gagal ginjal dapat dilakukan perawatan, terutama jika diketahui lebih awal. Oleh karena itu penting agar gejala awal dan faktor risiko dikenali.

Berdasarkan laporan dari National Institute of Diabetes and Digestive ans Kidney Disease from US Department of Health and Human Survices pada bulan Maret 2014, mengatakan, penyebab gagal ginjal pada anak usia 4 tahun karena adanya kelainan ginjal dan adanya riwayat keturuanan gagal ginjal. Pada usia 5 – 14 tahun, gagal ginjal disebabkan oleh adanya penyakit keturunan, sindrom nefrotik, dan penyakit sistemik.

Berdasarkan keterangan pers yang diterima Sindonews, Di Indonesia, angka penderita gagal ginjal kronik (GGK) terus meningkat. Berdasarkan riset dari UNICEF pada World Children Report 2012, Indonesia menempati posisi pertama di ASEAN yang memiliki jumlah anak obesitas tertinggi, yaitu sebesar 12,2%, hal ini berpotensi untuk meningkatkan angka penderita gagal ginjal pada anak. GGK merupakan penyakit yang bersifat progresif dan terbagi menjadi 5 tahap. Tahap 1 adalah yang paling ringan, sedangkan tahap 5 (biasa disebut ESRD – End Stage Renal Disease) adalah tahap yang paling akut.

Pasien ESRD wajib menjalankan cuci darah agar tubuh tetap seimbang. Spesialis Nefrologi Pediatrik di rumah sakit rujukan nasional, Dr. Cahyani Gita Ambarsari menjelaskan, terdapat tiga metode perawatan bagi pasien gagal ginjal yakni hemodialisis (HD), peritoneal dialisis (PD) dan transplantasi ginjal. HD dan PD merupakan pilihan untuk terapi cuci darah selama menunggu waktu untuk dapat melakukan transplantasi ginjal. Pada anak penderita ESRD, metode cuci darah dengan PD bisa menjadi pilihan perawatan yang tepat.

“Metode PD merupakan pilihan banyak pasien ESRD anak-anak di beberapa negara Eropa dan penggunaannya terus menyebar ke berbagai negara, termasuk Indonesia. PD dapat digunakan untuk pasien anak-anak usia berapapun untuk mendapatkan perawatan dengan baik dalam menunggu tujuan utama perawatan yaitu transplantasi ginjal," papar Dr. Cahyani.

Metode PD bekerja dengan membersihkan racun dalam darah dan membuang cairan berlebih menggunakan membran pada tubuh, yaitu peritoneal membran (lapisan pada perut), sebagai penyaring racun. Membran peritoneal menyaring racun serta cairan dari darah melalui cairan. Cairan yang mengandung racun akan dikeringkan dari rongga peritoneal setelah beberapa jam dan berganti dengan cairan baru. Ini disebut pergantian. Umumnya pasien membutuhkan 3 – 4 kali pergantian di setiap hari dengan waktu selama 30 menit. Pada saat proses penggantian, pasien dapat menjalani aktivitas dengan normal.

Dibandingkan dengan HD, PD memiliki beberapa kelebihan yang memberikan keleluasaan pada pasien anak-anak untuk mengatur jadwal cuci darah. Berikut ulasannya.

1. Anak-anak menjadi lebih mudah untuk menyesuaikan jadwal terapi dengan jadwal sekolah maupun aktivitas lainnya, karena pasien berhak penuh terhadap terapinya.

2. Anak-anak dengan perawatan PD dapat bermain dan berolahraga dibawah rekomendasi dokter serta mereka dapat memiliki waktu yang fleksibel dalam melakukan beragam aktivitas.

3. Anak-anak menikmati fleksibilitas dan kebebasan yang diberikan perawatan PD untuk memaksimalkan waktu yang mereka punya.
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1088 seconds (0.1#10.140)